Friday, May 18, 2007

Pelayaran hidup

erm. semalam, aku baca satu post di saifulislam.com. dan membuatkan aku terfikir.

hidup kita umpama sebuah pelayaran? mungkin. pelayaran di tengah-tengah lautan yang luas, jauh dari daratan. bayangkan, jika sebuah kapal tersadai di tengah lautan, tidak tahu hendak menghala ke mana, dan membiarkan sahaja diri dibawa arus lautan, entah menuju ke mana-mana destinasi. bagaimana jika hidup kita begitu? berapa lama masa yang perlu diambil untuk sampai ke daratan, ke destinasi agar kita dapat berpijak di bumi nyata?

aku rasa, kadang-kadang, hidup aku begitu. aku tenggelam di tengah lautan, dek pukulan arus yang kuat. aku tidak dapat mencari jalan keluar untuk sampai ke daratan. mengapa? kerana aku membiarkan sahaja kapal layarku dibawa arus. ke timur, ke barat, ke selatan, atau ke utara. aku tidak mengumpulkan seluruh tenagaku untuk berkayuh menuju ke satu-satu destinasi yang tertentu. jikalau berkayuh pun, tidak sesungguh-sungguhnya. bagaimana akan aku sampai ke destinasi, jika seringkali haluanku diubah arus?akhirnya, pusing-pusing, di situ juga kembalinya. tersekat di tengah lautan.

pelayaran ini, perlu digunakan segala kekuatan. seluruh tenaga perlu kita gunakan untuk mengayuh laju. menuju ke destinasi yang hendak dituju. menongkah segala arus yang mendatang. biar kapal tenggelam, kita masih boleh berenang. yang penting kekuatan dan keinginan yang padu. berkayuhlah ke satu arah yang tetap sehingga sampai ke daratan.

mungkin, 100 meter lagi menuju daratan, destinasi yang telah ditemui, tidak indah pada pandangan mata, tidak seperti yang pernah dijangka. teruskan kayuhan, berpijaklah di daratan itu dahulu. usah pesimis, usah berputus asa jika destinasi yang ditakdirkan jauh daripada apa yang pernah digambarkan. bayangkan, 100 meter lagi menuju daratan, jika kita berputus asa. impaknya, kita akan kembali hanyut dalam arus yang bergelora.

kerana, segala kekuatan telahpun kita curahkan untuk sampai ke destinasi itu, dan dalam jarak 100 meter itu, jika kita baru hendak membuat keputusan untuk tidak berpijak di sana, bayangkan apa yang akan terjadi? dengan keadaan yang lemah dan kehabisan tenaga dan jika ditambah dengan putus asa, maka punahlah kita. lemaslah kita dalam lautan itu. mengapa tidak kita cepatkan kayuhan, agar cepat sampai ke daratan. menjadikan daratan itu sebagai satu persinggahan untuk kita, untuk kita mengumpulkan kembali tenaga, mengambil pelajaran berguna sebagai bekalan untuk kita meneruskan pelayaran yang seterusnya.

mungkin, dalam pelayaran menuju ke destinasi yang sebenarnya, kita akan kerapkali tersadai di daratan-daratan yang kita rasakan tiada maknanya dalam hidup kita. sesungguhnya, tentu ada hikmah di sebalik segalanya. oleh itu, optimis dan positiflah sentiasa.

ke mana-mana pun kita akan menuju, ke mana-mana pun kita akan belayar, belayarlah dengan selajunya dan sehabis baiknya. dan jangan sekali-kali berhenti di tengah lautan dan berserah pada takdir semata-mata.

"... Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila dikehendaki oleh Allah keburukan kepada sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolak, dan tidak ada pelindung bagi mereka selain daripada-Nya..." 13:11

lagi dan lagi, peringatan untuk diri ini.

wallahu'alam.

Saturday, May 12, 2007

Memiliki Kemampuan Bersyukur

Dari Abu Hurairah r.a katanya, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila kamu melihat seseorang dikurniakan kelebihan dengan harta melimpah-limpah dan dengan kecantikan, maka lihatlah pula kepada orang yang serba kekurangan.”

(Bukhari)

erm. a perfect formula to apply. wallahu'alam.

Friday, May 11, 2007

kesiankah Podachit?

haha. just wondering...does Podachit really have a good friend? no need to talk about being the best friend, i bet Podachit's so-called friend don't even qualify as a good friend. sounds cruel eh? sorry seh. we are neither a good friend to our friends also.

how to measure a friend is a good friend or a bad friend?

simple, a friend is someone who cares for Podachit. who wants the best for Podachit. now and hereafter.

pathetic, if Podachit considers a friend is someone who is always willing to hear to Podachit. to wipe Podachit's tears. who speak softly to Podachit. who will never hurt Podachit.

if Podachit doesn't want to be hurt, Podachit will never find a true friend. if Podachit accepts someone as Podachit's friend, what Podachit should expect from Podachit's friend is 'amar ma'ruf nahi munkar'. i know, easier said than done. yeap, sometimes there are certain things that were wrong that Podachit was never had the courage to speak it to Podachit's friend. if that is the case, it is because Podachit did the same mistake too. so, at this point then Podachit can say about.."that's what a friend is for.."

friends should be a complement to each other. what kind of complement? Podachit should remind Podachit's friends if they did something wrong or things that are forbidden. maksiat. and a good friend of Podachit must also reminds Podachit if Podachit did something wrong and which is forbidden. why should Podachit do so? and why should Podachit's friend also? so that they will become the true friend fiddunya wal akhirah.

this is the fact that i really hate. making me sad. forgetting the sadness after a little while of happiness. temporarily happiness. the happiness to hide the untruthfulness. Podachit's friend was kind to Podachit. Podachit's friend never talk bad behind Podachit. Podachit was also very kind to Podachit's friend. Podachit's friend said that Podachit is angelic. Podachit smiles. with a broken heart. what was that words for? don't Podachit's friend realise that Podachit is not angelic, actually? nobody is angelic. except for malaikat serta nabi dan rasul yang maksum.

do you understand that feeling, like what Podachit is feeling, the feelings when Podachit knows that Podachit's friend is doing bad things, still, Podachit laugh together with Podachit's friend. just because Podachit's friend has never done bad things to Podachit and never talk bad about Podachit doesn't mean Podachit can give all the green-lights to Podachit's friend to continue doing inappropriate and fobidden things. right? what the herghkt is that? tutup sebelah mata? ignorance? does a friend ignore? don't you think that Podachit is actually ignoring Podachit's friend? don't you think that Podachit never cares if Podachit's friend is going to suffer in the hereafter life due to all the wrong-doings that was by done by Podachit's friend in this life? neraka to be specific. is it neither Podachit nor Podachit's friend believe about the judgement day? don't you think that Podachit is neglecting Podachit's responsibility in 'amar ma'ruf, nahi munkar'? what do you feel if you're Podachit? neglecting + ignorance. under the mask of kindness, caring, happiness, and maybe friendship.

there is this one book. written by Prof. Yusuf al-Qardhawi. i only managed to read the first few subtopics in the book. i left the book at my house in miri. honestly, i feel the book contains a very heavy writings. maybe that's why i stop reading the book at the moment, because i'm not ready yet. shame on me! completing the book means gaining some knowledge, and also realising that as a the servants of Rabb, we have a bigger responsibility than what we know all this time. knowing what our responsibilities are meaning we should move towards fulfilling the responsibilities. about the responsibilities and priorities of a muslim. there are some stages of priority that a muslim should know. well, i forgot the order. but one of the top priorities are our ummah. after Allah and Rasulullah. in that book, he said that, nowadays there are so many muslims don't know what their priorities are. eventhough they know what their responsibilities are ; meaning rukun islam n rukun iman ; doesn't mean they know their priorities.

in one of his example, he said that many millionaires and billionaires went to perform their umrah and haji every year. they make performing haji as their annual activity. they even sponsored some of the poor to perform umrah and haji. no doubt that this is a good deed. the question is, are they putting their priorities right? in rukun Islam, performing haji is a must, but dengan syarat : berkemampuan dari segi fizikal dan kewangan. this is where people have put their priorities not in the right place.

kewajipan menunaikan haji telahpun dipenuhi memadailah dengan menunaikan haji buat kali pertama. ya, tidak salah jika ada orang-orang yang berkemampuan untuk melakukan haji buat kali kedua, ketiga, dan seterusnya. tetapi, alangkah lebih molek, jika sumber yang digunakan untuk menunaikan haji berkali-kali itu disalurkan untuk membina sekolah-sekolah. rumah anak-anak yatim. mahupun membantu Palestin yang dianiaya kafir laknatullah. hal ini kerana, antara 2 kebaikan yang dituntut iaitu, menunaikan haji dan memabangunkan ummah, ternyata pembangunan ummah lah yang lebih utama. ummah akan sejahtera jika ummah membangun. ummah perlu kekuatan untuk bangkit menentang penindasan. ummah perlu berilmu untuk maju.

hanya setakat itu yang telah aku baca. :(

apa-apa pun, sama-samalah kita berusaha ke arahnya. andai di suatu ketika, kita hilang punca, kembalilah pada tujuan sebenar hidup kita.

cuma ingin merefleksi, sejauh mana yang telah dilakukan diri-diri kita yang khilaf ini dalam memenuhi tanggungjawab terhadap ummah. kita mungkin mampu melaksanakan amar ma'ruf, tetapi mengatakan nahi munkar seolah-olah tersekat di pangkal kerongkong. hendak dimuntahkan, tetapi lebih rela ditelan semula kerana malu yang tidak diletakkan pada tempat yang sebetulnya!

malu kerana diri kita tidak layak untuk menegakkannya tetapi tidak malu pula atas perbuatan kita yang menyebabkan kita tidak layak untuk menyempurnakannya. jadi, sentiasa, segalanya bermula dalam diri kita. jika tiada orang ingin berubah demi diri kita, maka kita perlunya berubah untuk diri kita sekalipun kita akan menjadi sebahagian yang asing daripada diri mereka. biar asing pada pandangan manusia, jangan asing pada pandangan Pencipta. kerana pada-Nya lah kembalinya kita.

sesungguhnya, coretan ini adalah untuk peringatan dari diriku untuk diriku. jika sudi berkongsi bersama, tiada jua salahnya. andai kalian melihat diri ini bicara sahaja tanpa pernah melaksana, cebiklah diri ini, malukanlah diri ini, di depan diri ini agar diri ini tidak alpa.

jangan mudah menghukum sehingga melupa hukum yang telah ditentukan-Nya.

wallahu'alam.

Thursday, May 10, 2007

opportunity cost

dalam economics, anda akan mempelajari tentang 'opportunity cost'. baiklah, apa itu 'opportunity cost'? erm. 'opportunity cost' ialah 'the second best thing that one must forgo..etc..etc..'. because of the limited resources and unlimited wants.
erm. secara ringkasnya, 'opportunity cost' ialah sesuatu yang terpaksa kita korbankan kerana kita terpaksa membuat pilihan antara 2 perkara. itulah yang dikatakan second best forgone in order to choose the best choice.
this is the fact of life. it's not merely an application in economics.
so, back to reality. yesterday, all of taylor's students who took Malaysian Studies this semester had our LAN final test. well, it was ok despite we started late due to the noises and never-listen-to-the-lecturer's-instruction phenomena in the exam hall.
so, what does this test had to do with the'opportunity cost' then?
yesterday, we finished classes early. usually, we go back at 3 pm, but yesterday was as early as 1.50 pm because the exam started at 3.30 pm(supposed to but end up starting at 3.36 pm).so, after class, my friends and i went to surau. after that my friends stayed there while waiting the exam to start. meanwhile i went down to the basement, looking for a nice place to lepak and belek-belek the notes.
akhirnya, aku melabuhkan diri pada sebuah kerusi di kawasan makmal. kawasan tersebut agak terbuka dan banyak pepohon rendang. sambil itu, aku ber'sms'. dengan edwin. dia bertanyakan beberapa perkara tentang akaun bank apa yang perlu dibuka dan elaun. dan, sungguh tidak aku sangka, itulah mesej-mesej terakhir yang aku send menggunkan henpon nokia 1600. model biasa-biasa sahaja, TETAPI amat bermakna buat aku. itu ialah pemberian kedua orang tuaku sempena ulangtahunku tahun ini + kerana henpon aku yang hilang di mid-valley january lalu. huhu.
mungkin pada zaman pendidikan menengah dahulu, henpon tidaklah begitu signifikan dalam kehidupanku seharian. harum bulak kata orang sarawak, aku mereload hanya 3 bulan sekali. untuk memastikan simkadku terus aktif. tetapi, setelah zaman pasca sekolah menengah ini, lebih-lebih lagi berjauhan dengan keluarga dan rakan-rakan, henpon menjadi salah satu keperluan yang tidak diragui. untuk menelefon, sms, dengan kata orang putehnya 'keep in touch'. betapa peri pentingnya dunia mobiliti ini. life changes. kita mendengar ini di mana-mana. zaman ini, hampir setiap minggu aku mereload, dengan izin-Nya jua.
menghampiri pukul 3, aku berkemas-kemas dan naik semula ke tingkat C, tempat di mana letaknya Multi-Purpose Hall (MPH). sesampainya aku di sana, kelihatan telah ramai orang yang berkumpul di luar MPH. lantas, aku menyapa rakanku. sedang mereka berbual-bual, mereka mengatakan yang beg dan barang-barang mereka diletakkan di dalam surau. atas tindakan refleks, aku pun berhasrat untuk meninggalkan begku di surau. beg boleh dibawa masuk ke MPH, tetapi di atas pentas. aku tidak berfikir panjang. aku terus menuju ke surau, mengambil alat tulis yang diperlukan lalu meninggalkan beg aku di situ.
kemudian, ujian selama 1 jam. selepas itu, aku pergi ke surau untuk mendapatkan beg. setelah beberapa ketika meninggalkan surau, aku mencari-cari henponku. sik ada!
erm. yeah, i did call my number many times. it was ringing but nobody picked the phone up. i sent sms. hoping whoever was holding my phone will contact me back. probably i left the phone somewhere. probably. with a very small probability. wallahu'alam.
later that night, i tried calling my number again. tuuut. voice mail. so, i guess, it's a sign of farewell.
aku agak terkesan dengan ketiadaan henponku. henponlah yang paling dekat denganku. pagi-pagi, aku gunakan alarm henpon. dan pagi tadi, bunyi yang biasa aku dengar, tidak kedengaran lagi. atau bunyi sms yang sampai. mahupun getaran henponku yang beramplitud agak tinggi ketika mod silent. atau deringan dari keluargaku. terasa sunyi.
jadi, bagi meneutralkan perasaan ini, sesungguhnya setiap yang berlaku itu ada hikmahnya.
Wallahu 'ala kullisyai inkadir. dan Allah lah yang berkuasa atas segala sesuatu.
eh, berbalik kepada 'opportunity cost'. huhu. kiranya, 'opportunity cost' aku tidak membawa beg ke dalam MPH ialah perpisahanku dengan henponku. wallahu'alam.



~dalam kenangan...~ :(

Saturday, May 05, 2007

cara-cara mengepos

salam!

semalam aku berpeluang merasai satu pengalaman baru. hehe. mengepos surat (Pos Laju)
marilah kita sama-sama menghayati cara-cara mengepos surat untuk rujukan pada masa hadapan :

1. Langkahkan kaki ke Pejabat Pos. (semalam seawal 8.15 aku ke pejabat pos berdekatan kolejku. erk! rupa-rupanya pejabat dibuka pada pukul 8.30)

2. Beredar dari pejabat pos tersebut dan tujulah keMcDonald berdekatan. (kalau sanggup tunggu di luar pejabat pos, boleh juga)

3. Sesampainya di McDonald, sila beratur di kaunter. Orderlah Sausage McMuffin + air teh.(kebetulan ketika ini ada offer dari McD-RM 4 sahaja)

4. Setelah selesai makan, bergerak kembali ke pejabat pos. Pastikan jam telah melebihi 8.30.

5. Sesampainya di pejabat pos, pergilah ke kaunter borang. Ambil borang Pos Laju-dalam negeri.(untuk menghantar surat2 atau objek2-domestik sahaja)

6. Isilah butir-butiran yang diperlukan dengan selengkapnya. Nama pengirim, alamat, no. telefon, nama penerima, alamat, no. telefon. Akhir sekali, turunkan tandatangan pada bahagian bawah sekali borang. Pastikan sampul yang hendak dihantar tidak mengandungi objek merbahaya.

7. Pergilah ke kaunter mengepos. Serahkan sampul beserta borang yang telah diisi. Sampul tersebut kemudiannya akan ditimbang oleh pekerja kaunter. Kemudian, sila jalankan pembayaran yang dikehendaki.

erm. begitulah sedikit sebanyak kaedah mengepos-Pos Laju. sekian.

:o)